Ingin Panjang Umur? Kurangi Waktu Duduk
arifuddinali.blogspot.com - Mengurangi waktu duduk dan lebih aktif bergerak bukan hanya menciptakan kita bugar, melainkan juga memperpanjang usia alasannya yakni DNA kita jadi lebih muda.
Sudah semenjak usang para jago mewanti-wanti ancaman duduk terlalu lama. Makin banyak waktu yang dihabiskan untuk duduk, makin pendek panjang DNA yang disebut telomer.
Telomer berfungsi untuk melindungi ujung kromosom. Seiring usia, telomer akan terus memendek sampai batas tertentu. Pada batas maksimalnya sampai telomer tidak sanggup memendek lagi, maka sel akan mati.
"Data kami menawarkan bahwa memanjangkan telomer yakni salah satu cara untuk meningkatkan kesehatan," kata Per Sjogren, pemimpin penelitian sekaligus profesor di Universitas Uppsala, Swedia ibarat dilansir dari healthday.
Meski demikian, para peneliti masih berhati-hati terhadap kesimpulan penelitian ini alasannya yakni skala penelitian kecil.
"Telomer telah menarik banyak perhatian beberapa tahun terakhir ini. Alasannya, telomer terletak di ujung kromosom dan terbukti penting untuk replikasi DNA serta ketahanan sel. Ketertarikan untuk mengetahui apa telomer berdampak pada kesehatan dan usia panjang seseorang semakin tinggi," ujar Sjorgren.
Telomer mencegah kromosom saling terpisah atau menyatu sehingga merusak isyarat genetik yang dibawanya. Namun, peneliti belum menemukan alasan niscaya mengapa mengurangi posisi duduk sanggup memperpanjang telomer. "Itu masih menjadi pertanyaan yang belum terjawab," katanya.
Dr David Katz, Direktur Pusat Riset Pencegahan Universitas Yale, mengatakan, "Telah dibuktikan semenjak usang bahwa semakin usang kita duduk setiap harinya, semakin berkurang pula sisa hidup kita. Orang yang hidupnya aktif cenderung berusia lebih panjang," katanya.
Menurut Katz, bukti-bukti kuat ini menawarkan bahwa gaya hidup memengaruhi gen dan panjang telomer. "Studi ini melengkapi bagian info dengan menekankan bahwa terdapat kekerabatan antara pengurangan usang duduk dan pemanjangan telomer," katanya.
Studi tersebut mempelajari 49 orang berusia 60 tahun ke atas yang jarang berolahraga dan kelebihan berat badan. Peneliti mengambil sampel darah mereka dua kali dengan jarak enam bulan.
Para partisipan telah lebih dahulu mengikuti riset yang membagi mereka antara tetap melaksanakan rutinitasnya dan mengikuti aktivitas latihan baru. Hasilnya, kegiatan olahraga ternyata tidak besar lengan berkuasa pada panjang telomer, justru waktu duduklah yang paling terkait. (jabar.tribunnews.com - 25042015)
Sudah semenjak usang para jago mewanti-wanti ancaman duduk terlalu lama. Makin banyak waktu yang dihabiskan untuk duduk, makin pendek panjang DNA yang disebut telomer.
Telomer berfungsi untuk melindungi ujung kromosom. Seiring usia, telomer akan terus memendek sampai batas tertentu. Pada batas maksimalnya sampai telomer tidak sanggup memendek lagi, maka sel akan mati.
"Data kami menawarkan bahwa memanjangkan telomer yakni salah satu cara untuk meningkatkan kesehatan," kata Per Sjogren, pemimpin penelitian sekaligus profesor di Universitas Uppsala, Swedia ibarat dilansir dari healthday.
Meski demikian, para peneliti masih berhati-hati terhadap kesimpulan penelitian ini alasannya yakni skala penelitian kecil.
"Telomer telah menarik banyak perhatian beberapa tahun terakhir ini. Alasannya, telomer terletak di ujung kromosom dan terbukti penting untuk replikasi DNA serta ketahanan sel. Ketertarikan untuk mengetahui apa telomer berdampak pada kesehatan dan usia panjang seseorang semakin tinggi," ujar Sjorgren.
Telomer mencegah kromosom saling terpisah atau menyatu sehingga merusak isyarat genetik yang dibawanya. Namun, peneliti belum menemukan alasan niscaya mengapa mengurangi posisi duduk sanggup memperpanjang telomer. "Itu masih menjadi pertanyaan yang belum terjawab," katanya.
Dr David Katz, Direktur Pusat Riset Pencegahan Universitas Yale, mengatakan, "Telah dibuktikan semenjak usang bahwa semakin usang kita duduk setiap harinya, semakin berkurang pula sisa hidup kita. Orang yang hidupnya aktif cenderung berusia lebih panjang," katanya.
Menurut Katz, bukti-bukti kuat ini menawarkan bahwa gaya hidup memengaruhi gen dan panjang telomer. "Studi ini melengkapi bagian info dengan menekankan bahwa terdapat kekerabatan antara pengurangan usang duduk dan pemanjangan telomer," katanya.
Studi tersebut mempelajari 49 orang berusia 60 tahun ke atas yang jarang berolahraga dan kelebihan berat badan. Peneliti mengambil sampel darah mereka dua kali dengan jarak enam bulan.
Para partisipan telah lebih dahulu mengikuti riset yang membagi mereka antara tetap melaksanakan rutinitasnya dan mengikuti aktivitas latihan baru. Hasilnya, kegiatan olahraga ternyata tidak besar lengan berkuasa pada panjang telomer, justru waktu duduklah yang paling terkait. (jabar.tribunnews.com - 25042015)
0 Comment
Posting Komentar