Dua nama yang muncul untuk memimpin PSSI
Reformasi tata kelola sepakbola Indonesia terus disuarakan pihak Kemenpora, meski sudah resmi mencabut sanksi administratif PSSI pada 10 Mei lalu. Dorongan untuk digelarnya Kongres Luar Biasa pun mencuat untuk mereformasi struktur kepengurusan dari federasi sepakbola Indonesia itu.
Seiring waktu, sosok yang diinginkan anggota PSSI untuk jadi pemimpin PSSI selanjutnya sudah mulai mencuat. Sebagaimana diketahui, keberadaan ketua umum PSS La Nyalla Mattalitti hingga kini belum terdeteksi, sehingga dorongan untuk KLB pun masih kuat.
Figur yang didorong untuk mencalonkan diri sebagai ketum PSSI jika KLB benar-benar terealisasikan salah satunya adalah Joko Driyono. Pria yang dikenal sebagai otak dari kompetisi Indonesia itu dinilai punya kapabilitas untuk memimpin PSSI.
"Saya rasa adalah figur yang paling tepat untuk menduduki jabatan sebagai ketua umum PSSI. Ia sangat berpengalaman di bidang ini," ungkap Paulus Haryoto selaku CEO dari Persis Solo. "Dia memiliki relasi yang bagus dengan sepakbola internasional. Begitu pula dengan trackrecord-nya yang pernah menjadi sekjen PSSI."
Selain Joko, ada juga Pangkostrad letjen Edy Rahmayadi. Ada harapan untuk PSSI bisa lebih kebal dari intervensi dengan sosok Edy sebagai orang nomor satu nantinya. “Nama Edy pilihan beberapa voters. Sekarang kami butuh figur yang punya power dan memang betul-betul gila bola,” ungkap Johar Lin Eng, yang juga ketua Asprov Jawa Tengah.
"Dia punya komitmen yang baik, dan masalah uang pun cukup loyal dengan pemain. Jadi kami mendukung dia tidak asal-asalan, kami lihat dari PSMS dan PS TNI," sambung pria yang juga anggota Komite Eksekutif PSSI itu.
Sementara itu, keinginan untuk KLB dirasa tak perlu lagi untuk dilakukan juga hadir dari beberapa anggota. Itu terkait dengan sudah dicabutnya sanksi administratif PSSI oleh Menpora Imam Nahrawi.
"Jadi sudah tidak perlu lagi KLB toh, kan PSSI sudah on seperti yang kita semua harapkan. Apalagi alasan anggota PSSI kemarin minta KLB karena PSSI tidak dapat menjalankan aktivitas organisasi. Sejak 10 Mei 2016 kemarin, semua sudah pulih seperti sediakala, jadi alasan KLB gugur dengan sendirinya," ungkap Maurice Tuguis sebagai sekretaris Asprov Maluku Utara.
Sumber : (goal)
0 Comment
Posting Komentar