Bergaji 1,5 Juta, Pemuda Ini Rencanakan Menikah Dalam Jangka Waktu 2 Tahun. Ini Yang Terjadi
Menikah menjadi salah satu sunnah Rasulullah sekaligus perintah Allah agar manusia bisa saling berkasih sayang dalam keridhoan-Nya. Namun saat ini untuk bisa menuju sebuah pernikahan bukanlah hal yang mudah. Terlebih lagi dalam hal biaya pernikahan yang kian hari kian besar besar jumlahnya.
Namun dalam sebuah unggahan status di media sosial, seorang pemuda menceritakan kisahnya yang cukup patut menjadi teladan. Pasalnya meski gajinya saat itu hanya 1,5 juta, namun ia bertekad untuk bisa menikah dalam jangka waktu 2 tahun. Berikut kisahnya.
Tahun 2010 menjadi tahun dimana saya diangkat menjadi seorang PNS. Meski berstatus pegawai negeri, gaji saya tidaklah besar karena saat itu saya mengandalkan ijazah setingkat SMP. Alhasil gaji yang diterima adalah Rp 1.050.000 dan tunjangan daerah Rp 450.000 sehingga ditotalkan berjumlah Rp 1.500.000.
Selain menjadi seorang PNS, saya juga sedang menyusun sebuah skripsi guna mempersiapkan kelulusan S1. Salah seorang teman di kantor kemudian berkata bahwa saya hanya membuang waktu dan uang untuk berkuliah karena hal tersebut tidak akan berguna untuk penyesuaian Ijazah Pegawai Negeri Sipil. Meski begitu saya tetap berpendirian bahwa sebuah ilmu lebih baik dibandingkan dengan tumpukan uang. Selain itu saya juga berkeyakinan bahwa Allah akan meninggikan derajat orang-orang yang berilmu, bukan yang memiliki banyak uang.
Umur saya saat itu masih 25 tahun dan memiliki keinginan untuk bisa menikah pada usia 27 tahun. Atas keinginan tersebut, saya pun berusaha menabung sekuat tenaga dan tidak mengandalkan pemberian orangtua. Karena saya hanyalah seorang anak dari kalangan orangtua yang tidak mampu. Bahkan kuliah yang sedang saya jalani ini menggunakan biaya sendiri yang dikumpulkan dari hasil menabung 100 ribu perbulan.
Dengan penghasilan 1,5 juta saat itu saya coba mengaturnya sedemikian rupa agar bisa mencukupi segala kebutuhan, termasuk keinginan untuk menikah. Alhasil saya bisa menyisihkan uang sebesar 450 ribu setelah menghemat beberapa pengeluaran.
Saya pikir jika setiap bulan bisa menyisihkan 450 ribu, maka dalam waktu 2 tahun bisa terkumpul 10.800.000. Dan saya saat itu pesimis apakah jumlah tersebut bisa memenuhi untuk pernikahan nanti atau tidak karena setiap kelengkapan menikah semakin naik harganya.
Namun lagi-lagi saya berusaha mempercayai keyakinan saya dan terus menabung tanpa harus dipikir-pikir akhirnya bagaimana. Saya yakin bahwa Allah Maha Mencukupkan, terutama tujuannya untuk melaksanakan ibadah.
Setelah berganti tahun, penghasilan pun lumayan naik. Selain itu saya juga menerima hasil jerih payah dari beberapa usaha sampingan seperti mereparasi laptop, membimbing skripsi teman, berjualan di pinggir jalan hingga mengambil sedikit untung dari jasa fotocopy mata kuliah. Semuanya saya lakukan agar bisa memenuhi keinginan untuk segera menikah.
Alhasil setelah 2 tahun, terkumpullah uang sebesar 15 juta dan itu pun dalam bentuk emas yang saya titipkan pada seorang sahabat pemilik toko emas. Karena jika saya biarkan dalam bentuk uang, maka sangat sulit menolak teman-teman yang kadang meminjam uang untuk membayar kost atau SPP kuliah.
Jangka waktu 2 tahun yang diharapkan ternyata meleset menjadi 4 tahun dan akhirnya saya bisa menikah pada usia 29 tahun. Sebuah umur yang cukup tua bagi saya untuk menikah. Pernikahan saya pun terbilang dadakan dimana yang menjadi istri saya adalah seorang wanita yang baru saya kenal satu bulan saja.
Saat itu saya tak berpikir apakah ia merupakan seorang keturunan ningrat ataukah merupakan muslimah yang alim. Yang jelas dalam benak saya, saya harus menikah dan di umur 29 tahun akhirnya saya bisa menikah. Sementara untuk kekurangan biaya saat itu, Allah telah memberi pertolongan lewat bantuan dari teman baik yang saya kenal.
***
Dari kisah tersebut kita bisa mengambil kesimpulan bahwa jika kita memiliki niat untuk menikah, maka persiapkanlah atau hitunglah berapa besaran dana yang harus kita siapkan. Tulislah dalam sebuah buku dan bacalah setiap sholat sembari memohon kepada Allah. Insya Allah keinginan kita yang baik tersebut akan Allah kabulkan.
Tak hanya mengandalkan doa, kita pun berkewajiban untuk berikhtiar dan mencari tambahan lain sesuai kemampuan dan semaksimal yang kita bisa. Jika sudah berusaha dan berdoa dengan maksimal setiap hari, maka serahkanlah hasilnya kepada Allah Ta’ala karena Dialah sebaik-baik pemberi keputusan.
Jika pun pernah gagal dalam menggapai keinginan tersebut, hal itu lebih baik ketimbang tidak pernah mencobanya sama sekali.
Tags
Renungan
Tips
Namun dalam sebuah unggahan status di media sosial, seorang pemuda menceritakan kisahnya yang cukup patut menjadi teladan. Pasalnya meski gajinya saat itu hanya 1,5 juta, namun ia bertekad untuk bisa menikah dalam jangka waktu 2 tahun. Berikut kisahnya.
Tahun 2010 menjadi tahun dimana saya diangkat menjadi seorang PNS. Meski berstatus pegawai negeri, gaji saya tidaklah besar karena saat itu saya mengandalkan ijazah setingkat SMP. Alhasil gaji yang diterima adalah Rp 1.050.000 dan tunjangan daerah Rp 450.000 sehingga ditotalkan berjumlah Rp 1.500.000.
Selain menjadi seorang PNS, saya juga sedang menyusun sebuah skripsi guna mempersiapkan kelulusan S1. Salah seorang teman di kantor kemudian berkata bahwa saya hanya membuang waktu dan uang untuk berkuliah karena hal tersebut tidak akan berguna untuk penyesuaian Ijazah Pegawai Negeri Sipil. Meski begitu saya tetap berpendirian bahwa sebuah ilmu lebih baik dibandingkan dengan tumpukan uang. Selain itu saya juga berkeyakinan bahwa Allah akan meninggikan derajat orang-orang yang berilmu, bukan yang memiliki banyak uang.
Umur saya saat itu masih 25 tahun dan memiliki keinginan untuk bisa menikah pada usia 27 tahun. Atas keinginan tersebut, saya pun berusaha menabung sekuat tenaga dan tidak mengandalkan pemberian orangtua. Karena saya hanyalah seorang anak dari kalangan orangtua yang tidak mampu. Bahkan kuliah yang sedang saya jalani ini menggunakan biaya sendiri yang dikumpulkan dari hasil menabung 100 ribu perbulan.
Dengan penghasilan 1,5 juta saat itu saya coba mengaturnya sedemikian rupa agar bisa mencukupi segala kebutuhan, termasuk keinginan untuk menikah. Alhasil saya bisa menyisihkan uang sebesar 450 ribu setelah menghemat beberapa pengeluaran.
Saya pikir jika setiap bulan bisa menyisihkan 450 ribu, maka dalam waktu 2 tahun bisa terkumpul 10.800.000. Dan saya saat itu pesimis apakah jumlah tersebut bisa memenuhi untuk pernikahan nanti atau tidak karena setiap kelengkapan menikah semakin naik harganya.
Namun lagi-lagi saya berusaha mempercayai keyakinan saya dan terus menabung tanpa harus dipikir-pikir akhirnya bagaimana. Saya yakin bahwa Allah Maha Mencukupkan, terutama tujuannya untuk melaksanakan ibadah.
Setelah berganti tahun, penghasilan pun lumayan naik. Selain itu saya juga menerima hasil jerih payah dari beberapa usaha sampingan seperti mereparasi laptop, membimbing skripsi teman, berjualan di pinggir jalan hingga mengambil sedikit untung dari jasa fotocopy mata kuliah. Semuanya saya lakukan agar bisa memenuhi keinginan untuk segera menikah.
Alhasil setelah 2 tahun, terkumpullah uang sebesar 15 juta dan itu pun dalam bentuk emas yang saya titipkan pada seorang sahabat pemilik toko emas. Karena jika saya biarkan dalam bentuk uang, maka sangat sulit menolak teman-teman yang kadang meminjam uang untuk membayar kost atau SPP kuliah.
Jangka waktu 2 tahun yang diharapkan ternyata meleset menjadi 4 tahun dan akhirnya saya bisa menikah pada usia 29 tahun. Sebuah umur yang cukup tua bagi saya untuk menikah. Pernikahan saya pun terbilang dadakan dimana yang menjadi istri saya adalah seorang wanita yang baru saya kenal satu bulan saja.
Saat itu saya tak berpikir apakah ia merupakan seorang keturunan ningrat ataukah merupakan muslimah yang alim. Yang jelas dalam benak saya, saya harus menikah dan di umur 29 tahun akhirnya saya bisa menikah. Sementara untuk kekurangan biaya saat itu, Allah telah memberi pertolongan lewat bantuan dari teman baik yang saya kenal.
***
Dari kisah tersebut kita bisa mengambil kesimpulan bahwa jika kita memiliki niat untuk menikah, maka persiapkanlah atau hitunglah berapa besaran dana yang harus kita siapkan. Tulislah dalam sebuah buku dan bacalah setiap sholat sembari memohon kepada Allah. Insya Allah keinginan kita yang baik tersebut akan Allah kabulkan.
Tak hanya mengandalkan doa, kita pun berkewajiban untuk berikhtiar dan mencari tambahan lain sesuai kemampuan dan semaksimal yang kita bisa. Jika sudah berusaha dan berdoa dengan maksimal setiap hari, maka serahkanlah hasilnya kepada Allah Ta’ala karena Dialah sebaik-baik pemberi keputusan.
Jika pun pernah gagal dalam menggapai keinginan tersebut, hal itu lebih baik ketimbang tidak pernah mencobanya sama sekali.
0 Comment
Posting Komentar