Angkatan Udara India Harus Siap Tempur Lawan China dan Pakistan
Jet tempur multiperan Su-30MKI Angkatan Udara India. © IAF |
INDONESIA MILITER - Marsekal Birender Singh Dhanoa, Kepala Staf Angkatan Udara India (IAF), memerintahkan para komandannya untuk meningkatkan kesiapan tempur skuadron jet Su-30MKI agar dapat bertahan 15 hari untuk perang melawan China dan 10 hari untuk perang melawan Pakistan, seperti dilansir dari India Times.
Perintah mengejutkan untuk segera meningkatkan kesiapan tempur Angkatan Udara India (IAF) dikeluarkan pada saat konferensi komandan IAF di New Delhi pekan lalu. Menanggapi perintah ini, Direktorat Inspeksi Staf Udara (DISU) telah diperintahkan untuk memastikan kesiapan tempur semua unit operasional.
DISU juga telah diperintahkan untuk menjaga personil dan seluruh jet tempur IAF, dan juga memastikan segera persediaan dan persenjataan seperti rudal AAM, rudal AGM beserta bom pintar. Termasuk sistem radar yang memantau China dan Pakistan harus beroperasi 24/7.
DISU menilai tingkat taktis dan operasional pesawat tempur IAF untuk memastikan mereka mampu memenuhi persyaratan tempur dalam perang.
“Kepala Staf Angkatan Udara India, Marsekal Birender Singh Dhanoa telah memberikan arahan kepada para komandan IAF untuk mempersiapkan durasi pendek namun perang intensif selama 10 hari dengan Pakistan dan 15 hari dengan China untuk mempertahankan kesiapan operasional yang tinggi dan meningkatkan efektivitas tempur”, kata seorang perwira senior IAF yang dikutip oleh India Times.
Perintah Marsekal Dhanoa menyoroti pentingnya sebuah operasi tempur dalam misi udara yang sukses. Menebar sejumlah besar amunisi secara langsung dan mendukung strategi baru IAF dalam pertempuran udara yang singkat tapi sangat brutal.
Strategi baru ini dieja dalam “Doktrin Bersama Angkatan Bersenjata 2017”, sebuah dokumen yang dikeluarkan oleh Angkatan Bersenjata India minggu sebelumnya. Menurut laporan itu bahwa karakter perang masa depan kemungkinan “ambigu, tidak pasti, singkat, mematikan, cepat, intens, tepat, tidak linier, tidak terstruktur, tidak dapat diprediksi dan hibrida”.
Akibatnya, peran IAF harus berubah. IAF akan sangat bergantung pada armada jet tempur multirole Su-30 MKI yang besar untuk meraih kemenangan dalam pertempuran udara untuk melawan China dan Pakistan.
IAF saat ini mengoperasikan 230 unti jet tempur Su-30MKIs, angka yang harus melebihi 300 unit pada tahun depan. Su-30MKI akan tetap menjadi tulang punggung armada tempur IAF jauh diatas tahun 2020.
Sementara Angkatan Udara China mengoperasikan varian jet tempur Su-30MKK dan Su-30MK2. China saat ini mengoperasikan jet tempur Su-30 dengan rincian 76 unit Su-30MKK dan 24 unit jet tempur Su-30MK2. Armada Angkatan Udara China yang paling banyak adalah jet tempur Shenyang J-11, yang diperkirakan terdapat sekitar 200 unit dalam operasional.
Pesawat tempur Angkatan Udara Pakistan (PAF) yang paling banyak adalah jet tempur multi peran JF-17 Thunder yang dikembangkan bersama antara Pakistan dan China. PAF saat ini mengoperasikan sekitar 90 unit JF-17.
Jet tempur lain yang dimiliki PAF adalah pesawat tempur superioritas F-16 Fighting Falcon (76 pesawat) dan pencegat Dassault Mirage III (75 pesawat).
0 Comment
Posting Komentar