Kisah Duta Dibalik Daftar Sekolah Gunakan Uang Receh
Akhir-akhir warga tengah diramaikan dengan kisah Duta, seorang bocah yang mendaftar sekolah dengan menggunakan uang receh .
akun Facebook bernama Yuni Rusmini Membagikan Kisah ini , Selasa (20/6/2017). Ia mengunggah foto Duta sedang mendaftar ke jenjang Sekolah Menengah Atas (SMA) dan di atas meja terlihat tumpukan uang receh yang cukup banyak.
Disinyalir, uang receh tersebut adalah uang tabungan yang sudah ditabung Duta sejak ia kelas 6 SD untuk mendaftar di MAN 1 Payaman, Kota Magelang.
Dihimpun dari Kompas.com, bocah yang bernama lengkap Eka Duta Prasetya (15) ini terlihat teliti saat menghitung setiap keping uang receh Rp 1000 di depan teller Bank Rakyat Indonesia (BRI) Unit Payaman,Kabupaten Magelang, Kecamatan Secang, Rabu (21/6/2017).
Duta yang ditemui oleh tim Kompas saat itu terlihat ia mengeluarkan kepingan uang receh dari tas jinjing berwarna merah.
Ia juga terlihat berseri-seri saat mengatakan bahwa uangnya pas berjumlaj Rp 1,5 juta.
Setelahnya, Duta langsung mendapatkan buku tabungan atas namanya sendiri.
Ia mengucap syukur karena akhirnya ia bisa memiliki tabungan sendiri di bank.
Diketahui, foto yang viral di media sosial tersebut, Duta sedang menghadap seorang panitia Penerimaan Peserta Didik Baru (PPBD) Man 1 Payaman, Kota Magelang.
Saat itu, Duta masih mengenakan seragam MTs Negeri Kota Magelang dan mengamati guru di depannya yang tampak serius menghitung uang miliknya.
Uang itulah yang ia tabung sejak ia duduk di kelas 6 SD empat tahun yang lalu.
Duta memang hampir setiap hari menyisihkan uang saku pemberian ayahnya untuk ditabung.
Duta bercerita, setiap hari ia mendapatkan saku sebesar Rp 10 hingga Rp 12 ribu, yang kemudian Rp 5 hingga Rp 7 ribunya ia tabungkan dimasukkan di dalam kaleng bekas kue di rumahnya.
Ia mengaku jarang jajan di sekolahnya, bahkan sisa uangnya ia gunakan untuk membeli kebutuhan sehari-hari saja.
Alasan dirinya memantapkan diri untuk menabung sejak SD karena ia sadar sang ayah tidak mampu membiayai pendidikannya.
Agung Prasojo (42), sang ayah bekerja sebagai tukang parkir di RS Tentara dr Soedjono Kota Magelang.
Sementara, Tatik (37), sang ibu sudah lama berpisah dengan ayahnya dan sudah memiliki keluarga baru di Bandung, Jawa Barat.
Remaja kelahiran 1 Juni 2001 ini menceritakan bahwa pada awalnya ia menabung untuk membeli laptop atau komputer yang nantinya akan ia gunakan untuk belajar karena ia ingin menjadi ahli komputer.
Karena keinginannya itulah, awalnya Duta ingin bersekolah di sekolah yang menyediakan jurusan Teknik Komputer dan Jaringan (TKJ) di Magelang.
Sementara, sekolah yang ada jurusan tersebut hanya ada di SMK Negeri 1 dan MAN Kabupaten Magelang.
Namun, ia harus mengurungkan niatnya karena sang ayah meminta dirinya untuk bersekolah yang dekat dengan rumahnya saja dan sambil belajar agama saja.
Diketahui sekolah yang ada jurusan TKJ tersebut cukup jauh dari rumahnya dan harus naik angkot berkali-kali, sementara di sekolah tempat ia mendaftar ia cukup mengendarai sepeda saja.
Ia tinggal di rumah kontrakan yang berlokasi di Griya Purna Bhakti Indah RW 09, Desa Ngadirojo, Kecamatan Secang, Kabupaten Magelang.
Jarak rumahnya dengan MAN Payaman pun sekitar 10 kilometer.
Duta mengaku bahwa ia sudah terbiasa naik sepeda ke sekolah sejak ia masih di MTs yang jaraknya bahkan lebih jauh dibandingkan dengan MAN Payaman.
MTs-nya sendiri berjarak 15 kilometer dari rumahnya.
Ia tinggal di rumah bersama ayah dan neneknya, Sutiyah (54) yang sudah mulai sakit-sakitan.
Sebelumnya, Duta telah datang ke sekolah untuk mendaftar dan siap membayar uang seragam dengan uang receh hasil tabungannya.
Namun pihak sekolah MAN Payaman kemudian memutuskan untuk membebaskan Duta dari keharusan membayar biaya seragam.
Sekolah berharap uang receh hasil tabungannya itu bisa disimpan di dalam tabungan sehingga bisa digunakan untuk kebutuhan Duta lainnya yang lebih penting.
0 Comment
Posting Komentar