Bahasa Daerah yang paling banyak Penuturnya
arifuddinali.blogspot.com - Indonesia merupakan negara yang mempunyai banyak bahasa daerah. Menurut data dari Ethnologue, Indonesia mempunyai 726 bahasa yang dituturkan oleh aneka macam etnis di seluruh wilayah Indonesia. Berikut ini ialah 10 bahasa daerah yang mempunyai jumlah penutur terbanyak di Indonesia.
Bahasa Jawa mempunyai beberapa dialek, di antaranya dialek Banten, Banyumas, Blora, Brebes, Bumiayu, Cirebon, Kedu, Madiun, Malang, Pantura Timur (Jepara, Rembang, Demak, Kudus, Pati), Pantura Jawa Timur (Tuban, Bojonegoro) Pekalongan, Semarang, Serang, Surabaya, Surakarta, Suriname, dan Tegal.
Persebaran suku bangsa dan bahasa daerah di Indonesia
1. Bahasa Jawa (84.300.000 jiwa)
Bahasa Jawa dituturkan oleh masyarakat Indonesia terutama di pulau Jawa bab tengah dan timur. Namun, di pulau-pulau yang lainnya juga terdapat penutur bahasa Jawa. Bahkan di luar negeri pun juga terdapat penutur-penutur bahasa Jawa, di antaranya negara Suriname, Kaledonia Baru, Malaysia, dan Singapura. Bahasa Jawa mempunyai beberapa tingkatan, ibarat Ngoko, Madya, dan Krama. Menurut data sensus tahun 2000, penutur bahasa Jawa di Indonesia ialah sebanyak 84 juta jiwa lebih.Bahasa Jawa mempunyai beberapa dialek, di antaranya dialek Banten, Banyumas, Blora, Brebes, Bumiayu, Cirebon, Kedu, Madiun, Malang, Pantura Timur (Jepara, Rembang, Demak, Kudus, Pati), Pantura Jawa Timur (Tuban, Bojonegoro) Pekalongan, Semarang, Serang, Surabaya, Surakarta, Suriname, dan Tegal.
2. Bahasa Sunda (34.000.000 jiwa)
Bahasa Sunda dituturkan oleh masyarakat Indonesia terutama di pulau Jawa bab barat. Bahasa ini tidak hanya dituturkan di daerah Jawa bab Barat, namun juga dituturkan di aneka macam pulau di Indonesia oleh warga Sunda yang migrasi ke tempat tersebut. Bahasa Sunda juga dituturkan di luar negeri terutama di daerah yang menjadi tempat migrasi warga Sunda. Menurut data sensus tahun 2000 bahasa Sunda dituturkan oleh 34 juta jiwa.Bahasa Sunda mempunyai beberapa dialek, di antaranya dialek barat (Banten Selatan), dialek utara (Bogor, dan sekitarnya), dialek selatan/dialek Priangan (Bandung dan sekitarnya, dialek tengah timur (Majalengka dan sekitarnya), dialek timur maritim (Kuningan dan sekitarnya), dialek tenggara (Ciamis dan sekitarnya).
3. Bahasa Madura (13.600.000 jiwa)
Bahasa Madura dituturkan oleh masyarakat Indonesia terutama di pulau Madura dan daerah pantai utara Jawa Timur (Probolinggo dan sekitarnya). Bahasa Madura juga banyak dituturkan di Surabaya dan sekitarnya, Malang dan sekitarnya, kepulauan Masalembo, hingga Kalimantan. Bahasa Madura banyak terpengaruh oleh bahasa Jawa, Melayu, Bugis, Tionghoa, dan sebagainya. Banyak pula kata-kata dari bahasa ini yang berakar pada bahasa Melayu, bahkan hingga bahasa Minangkabau. Namun tentunya dengan pelafalan yang berbeda. Bahas Madura mempunyai pelafalan yang unik, sehingga orang luar Madura akan merasa kesulitan dalam mempelajarinya. Menurut data sensus tahun 2000, penutur bahasa Madura sekitar 13 juta jiwa.Bahasa Madura mempunyai beberapa dialek, di antaranya dialek Bangkalan, Sampang, Pamekasan, Sumenep, dan Kangean. Dialek yang lainnya merupakan dialek rural yang telah tercampur dengan dialek-dialek dari bahasa lainnya.
4. Bahasa Minangkabau (5.530.000 jiwa)
Bahasa Minangkabau dituturkan oleh masyarakat di provinsi Sumatera Barat, bab barat Riau, dan Negeri Sembilan, Malaysia. Selain itu juga terdapat di aneka macam daerah, alasannya orang Minangkabau banyak yang merantau ke luar daerahnya. Menurut sensus tahun 2007, bahasa Minangkabau dituturkan oleh sedikitnya 5 juta jiwa.Bahasa Minangkabau mempunyai banyak sekali dialek, di antaranya bahasa Minangkabau Baku (dialek Padang), Mandahiling Kuti Anyie, Padang Panjang, Pariaman, Ludai, Sungai Batang, Kurai, Kuranji, Salimpaung Batusangkar, dan Rao-Rao Batusangkar.
5. Bahasa Musi (3.930.000 jiwa)
Bahasa Musi ialah bahasa yang dituturkan oleh masyarakat di sepanjang hulu dan hilir sungai Musi, Provinsi Sumatera Selatan. Bahasa Musi juga dikenal sebagai bahasa Sekayu dan bahasa Palembang. Penutur bahasa ini berdasarkan sensus tahun 2000 ialah 3,9 juta jiwa.Bahasa Musi mempunyai beberapa dialek, di antaranya dialek Pegagan, Musi Sekayu, Penukal, Kelingi, Rawas; Palembang, Palembang Lama, Meranjat, Penesak, Belide, Burai, dan Lematang Ilir.
6. Bahasa Bugis (3.500.000 jiwa)
Bahasa Bugis ialah bahasa yang dituturkan oleh masyarakat di Sulawesi Selatan. Selain itu, bahasa ini juga dituturkan di daerah lain di antaranya provinsi di sulawesi selain Sulawesi Selatan, Kalimantan, Maluku, Papua, Sumatera, dan juga di Sabah, Malaysia. Menurut sensus tahun1991 bahasa ini dituturkan oleh sekitar 3,5 juta jiwa.Bahasa Bugis mempunyai beberapa dialek, di antaranya dialek Bone, Pangkep, Camba, Sidrap, Pasangkayu, Sinjai, Soppeng, Wajo, Barru, Sawitto, dan Luwu.
7. Bahasa Banjar (3.500.000 jiwa)
Bahasa Banjar ialah bahasa yang dituturkan oleh suku Banjar di Kalimantan Selatan. Bahasa ini juga dituturkan di daerah lain ibarat Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, dan Kabupaten Indragiri Hilir, Riau. Di luar negeri, bahasa Banjar juga dituturkan oleh suku Banjar di Malaysia. Bahasa ini banyak dipengaruhi oleh bahasa Melayu, Jawa, dan Dayak. Menurut sensus penduduk tahun 2000 penutur bahasa ini berjumlah 3,5 juta jiwa.Bahasa ini mempunyai dua dialek utama, yaitu dialek Kuala dan Hulu. Dialek Banjar Kuala dituturkan oleh penduduk Banjarmasin, Martapura, dan Pelaihari. Sedangkan dialek hulu dituturkan oleh penduduk di daerah hulu sungai.
8. Bahasa Aceh (3.500.000 jiwa)
Bahasa Aceh ialah bahasa yang dituturkan oleh suku Aceh yang terdapat di pesisir, sebagian pedalaman, dan sebagian kepulauan Aceh. Bahasa ini dituturkan di Provinsi Aceh kecuali 3 kecamatan di Aceh Timur yang memakai bahasa Gayo, dan 1 kecamatan di Aceh Barat Daya yang memakai bahasa Kluet. Menurut sensus tahun 2000 penutur bahasa ini berjumlah 3,5 juta jiwa.Bahasa aceh mempunyai beberapa dialek, di antaranya dialek Banda Aceh, Baruh, Bueng, Daja, Pase, Pidie (Pedir, Timu), dan Tunong.
9. Bahasa Bali (3.330.000 jiwa)
Bahasa Bali ialah bahasa yang dituturkan oleh Masyarakat di pulau Bali, Lombok bab barat, dan sedikit ujung timur pulau Jawa. Di Lombok, bahasa Bali dituturkan terutama di sekitar kota Mataram, sedangkan di pulau Jawa dituturkan di beberapa desa di kabupaten Banyuwangi. Sebagaimana bahasa Jawa, bahasa Bali juga terdapat beberapa tingkatan, ibarat Bali Kasar, Bali Madya, dan Bali Alus. Bahasa Bali berkerabat dengan bahasa Sasak, dan beberapa bahasa di pulau Sumbawa. Kemiripan dengan bahasa Jawa hanya alasannya efek kosakata atas bahasa Jawa alasannya penaklukan Bali oleh kerajaan di Jawa terutama era ke-14 oleh Gajah Mada. Secara fonologis, bahasa Bali lebih ibarat bahasa Melayu daripada bahasa Jawa. Kemiripan dengan bahasa Jawa hanya pada tingkatan bahasa sehingga bahasa Bali Alus sangat ibarat dengan bahasa Jawa Krama. Menurut sensus tahun 2000 bahasa Bali dituturkan oleh 3,3 juta jiwa.Bahasa Bali mempunyai aneka macam macam dialek, di antaranya dialek Dataran Rendah Bali (Klungkung, Karangasem, Buleleng, Gianyar, Tabanan, Jembrana, Badung), Dataran Tinggi Bali (“Bali Aga” ), dan Nusa Penida.
10. Bahasa Betawi (2.700.000 jiwa)
Bahasa Betawi ialah bahasa yang dituturkan oleh orang Betawi di daerah Jakarta. Bahasa ini merupakan anak dari bahasa Melayu. Bahasa Betawi merupakan bahasa kreol (percampuran) yang didasarkan pada bahasa Melayu Pasar ditambah unsur bahasa Sunda, Jawa, Bali, Cina Selatan (terutama Hokkian), Arab, dan Eropa (terutama Belanda dan Portugis). Tidak ada struktur baku dalam bahasa ini yang membedakan dengan bahasa Melayu, alasannya bahasa ini berkembang secara alami. Menurut sensus tahun 1993, penutur bahasa Betawi ialah 2,7 juta jiwa.Itulah 10 bahasa daerah dengan penutur terbanyak di indonesia. Banyak sekali bahasa daerah yang ketika ini terancam kelestariannya dikarenakan sifat kurang peduli dari penutur bahasa itu sendiri. Saat ini banyak anak yang diajari dengan bahasa Indonesia bahkan bahasa absurd oleh para orang tuanya, dan tidak diajari bahasa ibu. Sehingga mengakibatkan mereka tidak mengerti bahasa ibu mereka. Bahasa Indonesia juga merupakan bahasa penting, namun bahasa Indonesia sanggup dengan gampang dipelajari di sekolah-sekolah. Sedangkan bahasa daerah, tidak semua sekolah mengajarkannya. Sehingga perlu adanya kesadaran para orang renta untuk mengenalkan bahasa ibu kepada anak-anaknya.*
0 Comment
Posting Komentar